Lirik dan not angka lagu halo halo bandung
Selamat pagi, selamat siang, selamat malam semua, pada
kesempatan kali ini saya akan membagikan anda sebuah lirik lagu yaitu adalah
lirik lagu halo halo bandung, dan tidak ketinggalan juga dengan not angkanya,
Terciptanya Lagu “Halo-halo Bandung”
Kota Bandung yang telah lama ditinggalkan dan sebelumnya
menjadi Lautan Api menginspirasi para pejuang untuk menciptakan sebuah lagu
yang membangkitkan semangat. Dikisahkan bahwa penciptaan lagu Halo-halo Bandung
berproses dalam candaan para pejuang yang memiliki aneka ragam budaya. Kata
“Halo” merupakan sapaan khas pemuda Medan karena terinspirasi dari film cowboy
yang marak saat itu. Para pemuda Medan sering menggunakannya untuk menyapa kota
Bandung tercinta yang nampak di kejauhan. Sapaan ini terus diucapkan berulang
kali sehingga terciptalah kalimat “Halo-halo Bandung” yang akhirnya memiliki
irama seperti saat ini.
Kalimat ini tidak langsung terangkai menjadi sebuah lagu
karena pada malam hari para pejuang sibuk bergerilya ke dalam kota. Siang hari
baru mereka memiliki waktu santai sambil menunggu malam tiba. Saat itulah irama
Halo-halo Bandung yang sudah tercipta dibahas lagi. Para pejuang mencari
inspirasi lirik berikutnya dan kebetulan ketika itu Bandung menjadi Ibu Kota
Keresidenan Priangan sehingga tercipta lirik “Ibu Kota Periangan”. Lirik
berikutnya merupakan ungkapan sebuah kenangan karena kota Bandungyang sudah
lama ditinggalkan menjadi kenangan bagi para pejuang, maka terbentuk syair
“kota kenang-kenangan”.
Lirik-lirik tersebut mengalir dalam obrolan para pejuang.
Pertemuan dengan para pemuda Ambon yang tergabung dalam Pemuda Indonesia Maluku
(PIM) memberikan inspirasi baru karena pemuda Ambon yang lama tidak bertemu
dengan pejuang lain celetuk berkata “cukimai! sudah lama beta tidak bertemu dengan
kau!”. Sapaan ini akhirnya dijadikan syair berikutnya “sudah lama beta, tidak
berjumpa dengan kau”.
Kota Bandung yang telah dijadikan Lautan Api dan gerilya
yang sering dilakukan pejuang di malam hari dengan tujuan menyingkirkan NICA
dari kota tersebut membuat para pejuang yang multi etnis itu menutup lagu ini
dengan lirik “sekarang telah menjadi Lautan Api, mari bung rebut kembali”. Maka
jadilah lagu Halo-halo Bandung.
baiklah, mungkin hanya itu saja yang bisa sampaikan, sekian dan terimakasih :)